BAB II
MEMBACA SASTRA
A.
Menentukan Kata
Yang Bermakna Simbolik/ Majas/ Kias Dalam Karya Sastra
Kata bermakna
kias adalah kata yang diungkapkan untuk tujuan makna yang bukan makna
sebenarnya. Bisa juga disebut kata yang memiliki makna hak lansung. Sebagai contoh,
“Kembang desa itu dikejar-kejar seluruh pemuda di kampungnya.” Kata lembang
desa itu bukan bermaksud bunga yang berputik dan berkelopak itu, melainkan
perwakilan dari wanita atau gadis desa. Atau seperti kata pintar dalam kalimat,
“Anak itu sangat pintar menipu.” Pintar di sini tentu bukan dalam arti positif,
melainkan negatif.
Selain kata
bermakna simbolik, karya sastra juga indah dan lebih hidup karena majasnya.
Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam
tertentu untuk memperoleg efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya sastra
semakin hidup. Secara umum, terdapat empat jenis majas; majas perbandingan,
pertentangan, sindiran, dan penegasan.
1.
Majas
perbandingan
Majas
perbandingan diantaranya yakni; majas asosiaso/ perumpamaan, metafora,
metonimia, personifikasi, dan sinekdokhe.
a.
Asosiasi atau
Perumpamaan
Majas asosias atau perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang
pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama. Majas ini ditandai oleh
penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
Contoh :
1.)
Wajahnya pucat
bagai bulan kesiangan.
2.)
Ia memang licin
seperti belut.
Majas
Asosiasi yang terdapat dalam novel Edensor :
1.)
Menggelinjang
berguling-guling seperti buaya mematahkan leher lembu hal-6
2.) laksana melintas titian serambut terbelah tujuh di atas neraka
yang berkobar-kobar. Hal 5
3.) "Kalau salah arah, kita akan terdampar di Teluk Hauraki, Selandia
Baru, mati kering seperti ikan
asin." Hal 7
4.) Perasaanku melambung, melesat-lesat seperti mercon banting. Hal 31
5.) Aku melangkah seperti rangka kayu yang reyot. Hal 35
6.) hidungnya mendengus-dengus seperti hewan disembelih . Hal 36
b.
Metafora
Majas metafora adalah majas perbandingan yang diungkapkan secara
singkat dan padat. Contoh :
1.)
Ia dikambing
hitamkan dalam kejadian itu.
2.)
Otak bulusnya
menjadikan ia senekat itu.
Majas
Metafora yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
Terapung-apung
seperti telah di halau tenaga dahsyat hal-8
2.)
Seperti menyimak
gambar tiga dimensi hal-9
c.
Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda tak
bernyawa seolah-oleh mempunyai sifat seperti manusia. Contoh :
1.)
Bulan berbisik
merdu.
2.)
Angan tersenyum
menyapaku
Majas
personifikasi yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
Perahu bergoyang
serupa denting sinar sitar. hal-5
2.)
Langit telah
mencatat semua kejadian hal-8
3.)
Seperti akar
ilalang yang menusuk-nusuk kakiku hal-12
d.
Metonimia
Metonimia adalah majas yang menggunakan ciri lebel/merk dari sebuah
benda untuk menggantikan benda tersebut. Contoh :
1.)
Setiap hari ia
berangkat ke sekolah dengan naik Honda.
2.)
Rasanya tidak
segar kalau tidak minum Aqua.
Majas
personifikasi yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
e.
Sinekdokhe
Sinekdokhe adalah majas yang menyebutkan bagian untuk menggantikan
benda secara keseluruhan atau sebaliknya. Majas sinekdokhe terdiri atas dua
bentuk berikut, yakni totam pro parte dan pars pro toto.
1.)
Totam pro parte, adalah majas yang menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh: Malam nanti, Indonesia akan melawan Malaysia memperebut
piala AFF
2.)
Pars pro toto, adalah menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh : Ayamnya dihargai Rp. 50.000 per ekor,
Akhirnya Dia menunjukkan batang hidungnya.
2.
Majas sindiran
Majas sindiran
terdiri atas ironi, sinisme, dan sarkasme.
a.
Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan hal yang bertantangan dengan
maksud menyindir.
Contoh : Wah, bersih sekali kelas ini, seperti kapal pecah.
Harum benar baumu sampai membuat
perutku mual.
b.
Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran yang paling kasar. Majas ini
biasanya diucapkan oleh orang yang sedang marah.
Contoh : Mau muntah aku melihat wajahmu, pergi kamu!
Dasar kerbau
dungu,
kerja begini saja tidak becus!
Majas
Sarkasme yang terdapat dalam novel Edensor :
1.)
Keras kepala!
Mirip sekali ibumu! hal-3 dan 7
3.
Majas Penegasan
Majas penegasan
terdiri atas tujuh bentuk berikut.
a.
Retorik
Retorik adalah majas yang berupa kalimat tanya namun tak memerlukan
jawaban. Tujuannya memberkan penegasan, sindiran, atau menggugah.
Contoh : Pedagang mana yang ingin merugi?
Apa kita ingin hidup sengsara?
Majas
Retorik yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
Mengapa alam
bergelora menyambutku? hal-13
b.
Pleonasme
Pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan
dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
Contoh : Semua siswa yang di bawah harap segera naik ke atas!
Yang bisa mengerjakan soal ini
silahkan maju ke depan!
Majas
pleonasme yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
Dua puluh empat
Oktober adalah hari berdirinya Persyarekatan Bangsa-Bangsa, PBB! hal-16
c.
Repetisi
Repetisi adalah majas perulangan kata-kata atau frasa sebagai
penegasan. Kata atau frasa tersebut
diulang mendatar. Repitisi basanya dipakai dalam prosa.
Contoh :
Luka, luka, luka yang kurasakan. Bertubi-tubi yang kau berikan.
Cintaku bertepuk sebelah tangan, tapi aku balas dengan senyum keindahan.
Majas
Repetisi yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
aku melihat buih berlimpah-limpah hal-5
2.)
penguasa laut itu menggelinjang berguling-guling hal-6
3.)
aku terombang-ambing di seret hiu hal-7
4.)
menerjemahkan kalimatnya yang bersayap-sayap hal-10
5.)
berkelana di atas tanah-tanah hal-12
6.)
Wak Haji pindah ke langit-langit dan beduk bertalu-talu bukan jam
shalat hal-18
d.
Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan yang biasnaya ada di dalam
puisi dengan cara mengulang kata atau
frasa. Kata atau frasa diulang secara vertikal/ paralel. Majas paralelisme ada
dua, yakni anafora dan epifora.
1.)
Paralelisme
Anafora
Anafora adalah majas paralelisme yang mengulang kata atau frasa
pada awal baris/ kalimat.
Contoh : Aku mau
makan teringat kamu
Aku
mau tidur juga ingat kamu
Aku
mau apa pun kamu hadir dalam pikiranku
Majas
personifikasi yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
2.)
Paralelisme
epifora
Epifora adalah majas paralelisme yang menggulang kata atau frasa
pada akhir baris/ kalimat.
Contoh : Hariku
berbunga karena kamu
Pikiranku
jernih karena kamu
Hidupkan hancur
juga karena kamu
Majas Metafora yang terdapat
dalam novel Edensor :
1.)
e.
Klimaks
Klimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut
dan makin lama makin meningkat.
Contoh :
1.)
Tidak hanya
siswa, guru, kepala sekolah, dosen, bahkan rektor pun harus selalu belajar.
2.)
Sejak SD, SMP,
SMA, bahkan di perguruan tinggi pun diajarkan nilai-nilai budi pekerti.
Majas
personifikasi yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
f.
Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang menyatakan beberapa hal
berturut-turut yang makin lama makin menurun. Contoh :
1.)
Tidak hanya
gajah kuda, singa, kucing, bahkan semut pun tidak rela kasihnya dicuri. Apalagi
aku yang punya mata hati.
2.)
Presiden,
menteri, gubernur, camat, kepala desa, bahkan ketua RT pun harus taat aturan.
4.
Majas
Pertentangan
Majas
pertentangan terdiri atas empat bentuk berikut.
a.
Antitesis
Antitesis adalah majas yang mempergunakan pasangan kata yang
berlawan artinya.
Contoh :
1.)
Cantik jelek,
kaya miskin semuanya sama di depan Tuhan. Yang membedakan hanyalah amal dan
perbuatannya.
2.)
Perguruan
tinggi swasta ataupun negeri, di kota ataupun di desa, tidak menjamin seratus
persen seseorang menjadi sukses.
Majas Antitesis yang
terdapat dalam novel Edensor :
1.) Ia gadis muda yang luar biasa cantik, gorgeous. Aku seakan menatap cover majalah Vogue. . hal 53
b.
Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara
pernyataan dan fakta yang ada.
Contoh :
Dia merasa miskin di tengah hidup bergelimang harta.
Majas
Paradoks yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
c.
Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan dan
kenyataanya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian.
Contoh :
1.)
Karena harga
BBM naik, harga beraspun mencekik leher.
2.)
Pada bulan
September dan Oktober, panas matahari di kawasan Bojonegoro terasa membakar
kulit, mendidihkan darahku.
Majas
hiperbola yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
Burut terkutuk
yang meniup skrotum dan kelaki-lakianya,bengkak seperti balon hal-2
2.)
Mengumpul di
selangkang, kubuang pandanganku karena hatiku perih hal-4
3.)
Aku terlempar
ke udara hal-6
4.)
Punggung
gemawan berkilau membias cahaya rembulan hal-8
5.)
Sambaran api
Mars dan arus dingin Pluto akan menjebakmu hal-10
6.)
Bekerja keras
sepanjang hidup membanting tulang-belulang hal-12
d.
Litotes
Litotes adalah majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang
berlawanan dari kenyataan dengan mengecilkan atau menguranginya. Tujuannya
untuk merendahkan diri. Contoh :
1.)
Kalau kamu
berkunjung ke Bojonegoro. Sudilah mampir di gubukkku.
2.)
Saya hanya
orang biasa, tak pantas menolak tawaran bapak.
3.)
Majas
litotes yang terdapat dalam novel Edensor
:
1.)
Komentar
Posting Komentar